PENGANTAR UMUM STATISTIK PROBABILITAS
Pengantar umum
Statistik probabilitas
NAMA :
JASMAN
NPM :
17-630-002
PROBABILITAS
DAN STATISTIKA
Pengertian Statistika
Statistika adalah
ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis,
menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Singkatnya, statistika adalah ilmu
yang berkenaan dengan data. Istilah ‘statistika’ (bahasa Inggris: statistics)
berbeda dengan ‘statistik’ (statistic).
Statistika merupakan
ilmu yang berkenaan dengan data, sedang statistik adalah data,
informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data. Dari
kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau
mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar
konsep dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas.
Jenis-jenis Statistika
Statistika
deskriptif adalah statistika yang berkaitan dengan metode atau cara
medeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan atau menguraikan data. Statistika
deskripsi mengacu pada bagaimana menata, menyajikan dan menganalisis data, yang
dapat dilakukan misalnya dengan menentukan nilai rata-rata hitung, median,
modus, standar deviasi atau menggunakan cara lain yaitu dengan membuat tabel
distribusi frekuensi dan diagram atau grafik.
Statistika
inferensia adalah statistika yang berkaitan dengan cara penarikan
kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dari sampel untuk menggambarkan
karakteristik dari suatu populasi. Dengan demikian dalam statistika inferensia
data yang diperoleh dilakukan generalisasi dari hal yang bersifat kecil (khusus)
menjadi hal yang bersifat luas (umum).
Metode Statistika
Distribusi Frekuensi
Teknik ini mungkin
merupakan teknik yang paling mudah dan paling banyak digunakan untuk
mendeskripsikan data. Distribusi frekuensi mengindikasikan jumlah dan
persentase responden, obyek yang masuk ke dalam kategori yang ada. Teknik ini
biasanya digunakan untuk memberikan informasi awal dalam penelitian tentang
obyek atau responden.
Cross-Tabulations
Bila distribusi
frekuensi digunakan untuk memberikan informasi yang menggambarkan keseluruhan
sampel atau populasi yang diteliti, cross-tabulation adalah sebuah teknik
visual yang memungkinkan peneliti menguji relasi antar variabel.
Kedua teknik yang telah
disebutkan di atas digunakan untuk menggambarkan data yang dikumpulkan selama
penelitian, ini hanya merupakan awal tugas peneliti. Tugas berikutnya adalah
menjelaskan temuan-temuan ini dan dapat membuat sebuah generalisasi tentang
populasi yang lebih besar. Maka digunakanlah inferential statistics.
Korelasi
Metode ini menggambarkan
secara kuantitatif asosiasi ataupun relasi satu variabel interval dengan
variabel interval lainnya. Sebagai contoh kita dapat lihat relasi hipotetikal
antara lamanya waktu belajar dengan nilai ujian tinggi.
Korelasi diukur dengan
suatu koefisien (r) yang mengindikasikan seberapa banyak relasi antar dua
variabel. Daerah nilai yang mungkin adalah +1.00 sampai -1.00. Dengan +1.00
menyatakan hubungan yang sangat erat, sedangkan -1.00 menyatakan hubungan
negatif yang erat.
Berikut ini adalah
panduan untuk nilai korelasi tersebut :
+ atau – 0.80 hingga
1.00 korelasi sangat tinggi
0.60 hingga
0.79 korelasi tinggi
0.40 hingga
0.59 korelasi moderat
0.20 hingga
0.39 korelasi rendah
0.01 hingga
0.19 korelasi sangat rendah
Satu hal yang perlu
diingat adalah “korelasi tidak menyatakan hubungan sebab-akibat”. Dari contoh
di atas, korelasi hanya menyatakan bahwa ada relasi antara lamanya waktu
belajar dengan nilai ujian tinggi, namun bukan “lamanya waktu belajar
menyebabkan nilai ujian tinggi”.
Regresi
Regresi digunakan
ketika periset ingin memprediksi hasil atas variabel-variabel tertentu dengan
menggunakan variabel lain. Dalam bentuknya yang paling sederhana yang hanya
melibatkan dua buah variabel, yaitu variabel bebas (independent) dan variabel
terikat (dependent), misalnya lama waktu belajar dengan nilai ujian. Regresi
sederhana berusaha memprakirakan nilai ujian dengan lamanya waktu belajar.
Analisis regresi mengindikasikan kepentingan relatif satu atau lebih variabel
dalam memprediksi variabel lainnya.
t-test
Teknik t-test digunakan
bila periset ingin mengevaluasi perbedaan antara efek. Sebagai contoh, periset
mungkin tertarik dalam perbedaan kepuasan kerja untuk orang-orang yang berbeda
tingkat pendidikannya. Teknik analisis yang banyak digunakan adalah
membandingkan dua kelompok, misalnya mereka yang mendapat pendidikan
universitas dengan mereka yang tidak, dengan menggunakan mean kelompok sebagai
dasar perbandingan. t-test akan mengindikasikan apakah perbedaan antara kedua
kelompok tersebut signifikan secara statistika.
F-test
F-test menguji apakah
populasi tempat sampel diambil memiliki korelasi multiple (R) nol atau apakah
terdapat sebuah relasi yang signifikan antara variabel-variabel independen dengan
variabel-variabel dependen.
Analisis Validitas
Untuk melakukan
analisis validitas dapat digunakan metode Pearson Product Moment (bila sampel
normal, 30) ataupun metode Spearman Rank Correlation (bila sampel kecil, 30).
Analisis Reliabilitas
Internal
Untuk analisis
reliabilitas internal dapat digunakan metode Cronbach’s Alpha. Jika koefisien
yang didapat 0.60, maka instrumen penelitian tersebut reliabel.
Probabilitas
Dalam kehidupan
sehari-hari kita sering dihadapkan dengan beberapa pilihan yang harus kita
tentukan memilih yang mana. Biasanya kita dihadapkan dengan
kemungkinan-kemungkinan suatu kejadian yang mungkin terjadi dan kita harus
pintar-pintar mengambil sikap jika menemukan keadaan seperti ini, misalkan saja
pada saat kita ingin bepergian, kita melihat langit terlihat mendung. Dalam
keadaaan ini kita dihadapkan antara 2 permasalahan, yaitu kemungkinan
terjadinya hujan serta kemungkinan langit hanya mendung saja dan tidak akan
turunnya hujan. Statistic yang membantu permasalahan dalam hal ini adalah
probabilitas.
Probabilitas
didifinisikan sebagai peluang atau kemungkinan suatu kejadian, suatu
ukuran tentang kemungkinan atau derajat ketidakpastian suatu peristiwa (event)
yang akan terjadi di masa mendatang. Rentangan probabilitas antara 0
sampai dengan 1. Jika kita mengatakan probabilitas sebuah peristiwa adalah 0,
maka peristiwa tersebut tidak mungkin terjadi. Dan jika kita mengatakan bahwa
probabilitas sebuah peristiwa adalah 1 maka peristiwa tersebut pasti terjadi. Serta
jumlah antara peluang suatu kejadian yang mungkin terjadi dan peluang suatu
kejadian yang mungkin tidak terjadi adalah satu, jika kejadian tersebut hanya
memiliki 2 kemungkinan kejadian yang mungkin akan terjadi.
Contoh ; Ketika Doni
ingin pergi kerumah temannya, dia melihat langit dalam keadaan mendung, awan
berubah warna menjadi gelap, angin lebih kencang dari biasanya seta sinar
matahari tidak seterang biasanya.
Bagaimanakah tindakan
Doni sebaiknya?
Ketika Doni melihat
keadaan seperti itu, maka sejenak dia berpikir untuk membatalkan niatnya pergi
kerumah temannya. Ini dikarenakan dia beripotesis bahwa sebentar lagi akan
turunya hujan dan kecil kemungkinan bahwa hari ini akan tidak hujan, mengingat
gejala-gejala alam yang mulai nampak. Probabilitas dalam cerita ini, adalah
peluang kemungkinan turunnya hujan dan peluang tidak turunnya hujan.
Singkatnya,
probabilitas adalah harga angka yang menunjukkan seberapa
besar kemungkinan suatu peristiwa terjadi, di antara keseluruhan
peristiwa yang mungkin terjadi. Contoh : sebuah dadu untuk keluar mata ‘lima’
saat pelemparan dadu tersebut satu kali adalah 1/6 (karena
banyaknya permukaan dadu adalah 6)
Rumus : P (E) = X/N
P: Probabilitas
E: Event (Kejadian)
X: Jumlah kejadian yang
diinginkan (peristiwa)
N: Keseluruhan kejadian
yang mungkin terjadi
PENDEKATAN PERHITUNGAN
PROBABILITAS
Konsep-konsep
probabilitas tidak hanya penting oleh karena terapan-teranpannya yang langsung
pada masalah-masalah bisnis akan tetapi juga karena probabilitas adalah dasar
dari sampel-sampel dan inferences tentang populasi yang dapat dibuat
dari suatu sampel. Pendekatan perhitungan probabilitas ada tiga konsep untuk
mendefinisikan probabilitas dan menentukan nilai-nilai probabilitas, yaitu :
Pendekatan Klasik
Pendekatan klasik
didasarkan pada banyaknya kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pada suatu
kejadian. “Jika ada a banyaknya kemungkinan yang dapat terjadi
pada kejadian A, dan b banyaknya kemungkinan tidak terjadi pada
kejadian A, serta masing-masing kejadian mempunyai kesempatan yang
sama dan saling asing”. Probabilitas bahwa akan terjadi A adalah P(A)
= a / (a+b).
Pendekatan Frekuensi
Relatif (Emperical Approach)
Nilai probabilitas
ditentukan atas dasar proporsi dari kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu
observasi atau percobaan. Tidak ada asumsi awal tentang kesamaan kesempatan,
karena penentuan nilai-nilai probabilitas didasarkan pada hasil obserbasi dan
pengumpulan data. Misalkan berdasarkan pengalaman pengambilan data
sebanyakN terdapat a kejadian yang bersifat A. Dengan
demikian probabilitas akan terjadi Auntuk data adalah P(A) = A /N.
Pendekatan Subyektif
(Personalistic Approach)
Pendekatan subyektif
dalam penentuan nilaiprobabilitas adalah tepat atau cocok apabila hanya ada
satu kemungkinan kejadian terjadi dalam satu kejadian. Dengan pendekatan ini,
nilai probabilitas dari suatu kejadian ditentukan berdasarkan tingkat
kepercayaan yang bersifat individual dengan berlandaskan pada semua petunjuk
yang dimilikinya.
DISTRIBUSI PROBABILITAS
Kunci aplikasi
probabilitas dalam statistik adalah memperkirakan terjadinya
peluang/probabilitas yang dihubungkan dengan terjadinya peristiwa tersebut
dalam beberapa keadaan. Jika kita mengetahui keseluruhan probabilitas dari
kemungkinan outcome yang terjadi, seluruh probabilitas kejadian tersebut akan
membentuk suatu distribusi probabilitas.
Distribusi Binomial
(Bernaulli)
Distribusi Binomial
atau distribusi Bernoulli (ditemukan oleh James Bernoulli) adalah suatu
distribusi teoritis yang menggunakan variabel random diskrit yang terdiri dari
dua kejadian yang berkomplemen, seperti sukses-gagal, ya-tidak, baik-cacat,
sakit-sehat dan lain-lain.
Ciri-ciri distribusi
Binomial adalah sebagai berikut :
Setiap percobaan hanya
memiliki dua peristiwa, seperti ya-tidak, sukses-gagal.
Probabilitas suatu
peristiwa adalah tetap, tidak berubah untuk setiap percobaan.
Percobaannya bersifat independen,
artinya peristiwa dari suatu percobaan tidak mempengaruhi atau dipengaruhi
peristiwa dalam percobaan lainnya.
Jumlah atau banyaknya
percobaan yang merupakan komponen percobaan binomial harus tertentu.
Simbol peristiwa
Binomial →b (x,n,p)
Ket :
b = binomial
x = banyaknya sukses
yang diinginkan (bilangan random)
n = Jumlah trial
p = peluang sukses
dalam satu kali trial.
Dadu dilemparkan 5
kali, diharapkan keluar mata 6 dua kali, maka kejadian ini dapat ditulis
b(2,5,1/6) → x=2, n=5, p=1/6.
Contoh Soal :
Probabilitas seorang
bayi tidak di imunisasi polio adalah 0,2 (p). Pada suatu hari di Puskesmas “X”
ada 4 orang bayi. Hitunglah peluang dari bayi tersebut 2 orang belum imunisasi
polio. Jadi, di dalam kejadian binomial ini dikatakan b (x=2, n=4, p=0,2) → b
(2, 4, 0,2).
Jawab :
Katakanlah bayi
tersebut A,B,C,D. Dua orang tidak diimunisasi mungkin adalah A&B, A&C,
A&D, B&C, B&D, C&D.
Rumus untuk b (x,n,p)
adalah:
P (x)
=
P
0,1536 = 0,154
Distribusi Poisson
Distibusi Poisson
merupakan distribusi probabilitas untuk variabel diskrit acak yang mempunyai
nilai 0,1, 2, 3 dst. Distribusi Poisson adalah distribusi nilai-nilai bagi
suatu variabel random X (X diskrit), yaitu banyaknya hasil percobaan yang
terjadi dalam suatu interval waktu tertentu atau disuatu daerah tertentu.
Fungsi distribusi probabilitas diskrit yang sangat penting dalam beberapa
aplikasi praktis.
Poisson memperhatikan bahwa distribusi binomial sangat bermanfaat dan dapat menjelaskan dengan sangat memuaskan terhadap probabilitas Binomial b(X│n.p) untuk X= 1,2,3 …n. namun demikian, untuk suatu kejadian dimana n sangat besar (lebih besar dari 50) sedangkan probabilitas sukses (p) sangat kecil seperti 0,1 atau kurang, maka nilai binomialnya sangat sulit dicari. Suatu bentuk dari distribusi ini adalah rumus pendekatan peluang Poisson untuk peluang Binomial yang dapat digunakan untuk pendekatan probabilitas Binomial dalam situasi tertentu.
Poisson memperhatikan bahwa distribusi binomial sangat bermanfaat dan dapat menjelaskan dengan sangat memuaskan terhadap probabilitas Binomial b(X│n.p) untuk X= 1,2,3 …n. namun demikian, untuk suatu kejadian dimana n sangat besar (lebih besar dari 50) sedangkan probabilitas sukses (p) sangat kecil seperti 0,1 atau kurang, maka nilai binomialnya sangat sulit dicari. Suatu bentuk dari distribusi ini adalah rumus pendekatan peluang Poisson untuk peluang Binomial yang dapat digunakan untuk pendekatan probabilitas Binomial dalam situasi tertentu.
Contoh Distribusi
Poisson :
Disuatu gerbang tol
yang dilewati ribuan mobil dalam suatu hari akan terjadi kecelakaan dari sekian
banyak mobil yang lewat.
Dikatakan bahwa
kejadian seseorang akan meninggal karena shock pada waktu disuntik dengan
vaksin meningitis 0,0005. Padahal, vaksinasi tersebut selalu diberikan kalau seseorang
ingin pergi haji.
Percobaan Poisson
memiliki ciri-ciri berikut :
Hasil percobaan pada
suatu selang waktu dan tempat tidak tergantung dari hasil percobaan di selang
waktu dan tempat yang lain terpisah.
Peluang terjadinya
suatu hasil percobaan sebanding dengan panjang selang waktu dan luas tempat
percobaan terjadi. Hal ini berlaku hanya untuk selang waktu yang singkat dan
luas daerah yang sempit.
Peluang bahwa lebih
dari satu hasil percobaan akan terjadi pada satu selang waktu dan luasan tempat
yang sama diabaikan.
Distribusi poisson
banyak digunakan dalam hal:
Menghitung Probabilitas
terjadinya peristiwa menurut satuan waktu, ruang atau isi, luas, panjang
tertentu, saeperti menghitung probabilitas dari:
Kemungkinan kesalahan pemasukan data atau kemungkinan cek ditolak oleh bank. Jumlah pelanggan yang harus antri pada pelayanan rumah sakit, restaurant cepat saji atau antrian yang panjang bila ke ancol.Banyaknya bintang dalam suatu area acak di ruangangkasa atau banyaknya bakteri dalam 1 tetes atau 1 liter air. Jumlah salah cetak dalam suatu halaman ketik. Banyaknya penggunaan telepon per menit atau banyaknya mobil yang lewat selama 5 menit di suatu ruas jalan. Distribusi bakteri di permukaan beberapa rumput liar di ladang. Semua contoh ini merupakan beberapa hal yang menggambarkan tentang suatu distribusi Poisson.
Kemungkinan kesalahan pemasukan data atau kemungkinan cek ditolak oleh bank. Jumlah pelanggan yang harus antri pada pelayanan rumah sakit, restaurant cepat saji atau antrian yang panjang bila ke ancol.Banyaknya bintang dalam suatu area acak di ruangangkasa atau banyaknya bakteri dalam 1 tetes atau 1 liter air. Jumlah salah cetak dalam suatu halaman ketik. Banyaknya penggunaan telepon per menit atau banyaknya mobil yang lewat selama 5 menit di suatu ruas jalan. Distribusi bakteri di permukaan beberapa rumput liar di ladang. Semua contoh ini merupakan beberapa hal yang menggambarkan tentang suatu distribusi Poisson.
Menghitung distribusi
binomial apabila nilai n besar (n ≥ 30) dan p kecil (p<0,1).
Jika kita menghitung
sejumlah benda acak dalam suatu daerah tertentu T, maka proses penghitungan ini
dilakukan sebagai berikut :
Jumlah rata-rata benda
di daerah S T adalah sebanding terhadap ukuran S, yaitu ECount(S)= λ S. Di sini
melambangkan ukuran S, yaitu panjang, luas, volume, dan lain lain. Parameter λ
> 0 menggambarkankan intensitas proses.
Menghitung di daerah
terpisah adalah bebas.
Kesempatan untuk
mengamati lebih dari satu benda di dalam suatu daerah kecil adalah sangat
kecil, yaitu P(Count(S)2) menjadi kecil ketika ukuran menjadi kecil.
Rumus Distribusi
Poisson :
(x) → Nilai Rata-rata
e Konstanta
= 2,71828
x = Variabel random
diskrit (1,2,3,…., x)
Contoh:
Diketahui probabilitas
untuk terjadi shock pada saat imunisasi dengan vaksinasi meningitis adalah
0,0005. Kalau di suatu kota jumlah orang yang dilakukan vaksinasi sebanyak
4000. Hitunglah peluang tepat tiga orang akan terjadi shock!
Penyelesaian:
μ = λ= n.p = 4000 x
0,0005 = 2
p(x=3)
Distribusi Normal
Distribusi Normal
adalah salah satu distribusi teoritis dari variable random kontinu. Distribusi
Normal sering disebut distribusi Gauss.
Rumus Distribusi Normal
:
∫ (x) =
-≈ < x >
≈ = 0
-≈ < μ > ≈ π=
3,14 e = 2,71828
Agar lebih praktis,
telah ada tabel kurva normal dimana tabel ini menunjukkan luas kurva normal
dari suatu nilai yang dibatasi nilai tertentu.
Ciri Khas Distribusi
Normal :
Simetris
Seperti lonceng
Titik belok μ ±σ
Luas di bawah kurva =
probability = 1
Kurva Normal Umum
Untuk dapat menentukan
probabilitas di dalam kurva normal umum (untuk suatu sampel yang cukup besar,
terutama untuk gejala alam seperti berat badan dan tinggi badan), nilai yang
akan dicari ditransformasikan dulu ke nilai kurva normal standar melalui
transformasi Z (deviasi relatif).
Rumus:
Z =
Z =
-Kurva normal standar →
N (μ = 0, σ = 1)
-Kurva normal
umum N (μ,σ)
HUKUM PROBABILITAS
Asas perhitungan
probabilitas dengan berbagai kondisi yang harus diperhatikan
Hukum Pertambahan
Terdapat 2 kondisi yang
harus diperhatikan yaitu:
a) Mutually
Exclusive (saling meniadakan)
Rumus: P (A U B) = P (A
atau B)= P (A) + P (B)
Contoh:
Probabilitas untuk
keluar mata 2 atau mata 5 pada pelemparan satu kali sebuah dadu adalah:
P(2 U 5) = P (2) + P
(5) = 1/6 + 1/6 = 2/6
b) Non
Mutually Exclusive (dapat terjadi bersama)
Peristiwa Non
Mutually Exclusive (Joint) adalah dua peristiwa atau
lebih dapat terjadi
bersamasama (tetapi tidak selalu bersama).
Contoh penarikan kartu
as dan berlian :
(A U B) =P(A) + P (B) –
P(A ∩B)
Peristiwa terjadinya A
dan B merupakan gabungan antara peristiwa A dan peristiwa B. Akan tetapi
karena ada elemen yang sama dalam peristiwa A dan B, gabungan
peristiwa A dan B perlu dikurangi peristiwa di mana A dan B
memiliki elemen yang sama. Dengan demikian, probabilitas pada keadaan
di mana terdapat elemen yang sama antara peristiwa A dan B maka
probabilitas A atau B adalah probabilitas A ditambah probabilitas B dan
dikurangi probabilitas elemen yang sama dalam peristiwa A dan B.
Hukum Perkalian
Terdapat dua kondisi
yang harus diperhatikan apakah kedua peristiwa tersebut saling bebas
atau bersyarat.
a) Peristiwa
Bebas (Independent)
Apakah kejadian atau
ketidakjadian suatu peristiwa tidak mempengaruhi peristiwa lain.
Contoh:
Sebuah coin
dilambungkan 2 kali maka peluang keluarnya H pada lemparan pertama
dan pada lemparan kedua saling bebas.
P(A ∩B) = P (A dan B) =
P(A) x P(B)
Peristiwa Bebas (Hukum
Perkalian)
Contoh
Sebuah dadu
dilambungkan dua kali, peluang keluarnya mata 5 untuk kedua kalinya adalah
: P (5 ∩ 5) = 1/6 x 1/6 = 1/36
Sebuah dadu dan koin
dilambungkan bersama-sama, peluang keluarnya hasil lambungan berupa sisi H
pada koin dan sisi 3 pada dadu adalah:
P (H) = ½, P (3) = 1/6
P (H ∩ 3) = ½ x 1/6 =
1/12
b) Peristiwa
tidak bebas (Hukum Perkalian)
Peristiwa tidak
bebas atau peristiwa bersyarat (Conditional Probability) adalah
dua peristiwa dikatakan bersyarat apabila kejadian atau ketidakjadian
suatu peristiwa akan berpengaruh terhadap peristiwa lainnya.
Contoh:
Dua buah kartu ditarik
dari set kartu bridge dan tarikan kedua tanpa memasukkan kembali kartu pertama,
maka probabilitas kartu kedua sudah tergantung pada kartu pertama yang ditarik.
Simbol untuk peristiwa bersyarat adalah P (B│A) -> probabilitasB
pada kondisi A
P(A ∩B) = P (A) x P
(B│A)
Contoh soal:
Dua kartu ditarik dari
satu set kartu bridge, peluang untuk yang tertarik keduanya kartu as
adalah sebagai berikut:
Peluang as I adalah
4/52 -> P (as I) = 4/52
Peluang as II dengan
syarat as I sudah tertarik adalah 3/51
P (as II │as I) = 3/51
P (as I ∩ as II) = P
(as I) x P (as II│ as I)
= 4/52 x 3/51 = 12/2652
=1/221
Sejarah Probabilitas
Probabilitas dikenal
dengan teori peluang. Teori peluang awalnya diinspirasi oleh masalah perjudian.
Awalnya dilakukan oleh matematikawan dan fisikawan Itali yang bernama Girolamo
Cardano (1501-1576). Cardano lahir pada tanggal 24 September 1501. Cardano
merupakan seorang penjudi pada waktu itu. Walaupun judi berpengaruh buruk
terhadap keluarganya, namun judi juga memacunya untuk mempelajari peluang.
Dalam bukunya yang berjudul Liber de Ludo Aleae (Book on Games of Changes) pada
tahun 1565, Cardano banyak membahas konsep dasar dari peluang yang berisi
tentang masalah perjudian. Sayangnya tidak pernah dipublikasikan sampai 1663.
Girolamo merupakan salah seorang dari bapak probability. Pada tahun 1654,
seorang penjudi lainnya yang bernama Chevalier de Mere menemukan sistem
perjudian.
Ketika Chevalier kalah dalam berjudi dia meminta temannya Blaise Pascal (1623- 1662) untuk menganalisis sistim perjudiannya. Pascal menemukan bahwa sistem yang dipunyai oleh Chevalier akan mengakibatkan peluang dia kalah 51 %. Pascal kemudian menjadi tertarik dengan peluang, dan mulailah dia mempelajari masalah perjudian. Dia mendiskusikannya dengan matematikawan terkenal yang lain yaitu Pierre de Fermat (1601-1665). Mereka berdiskusi pada tahun 1654 antara bulan Juni dan Oktober melalui 7 buah surat yang ditulis oleh Blaise Pascal dan Pierre de Fermat yang membentuk asal kejadian dari konsep peluang. Pascal bekerjasama dengan Fermat menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh Chevalier de Mere..
Ketika Chevalier kalah dalam berjudi dia meminta temannya Blaise Pascal (1623- 1662) untuk menganalisis sistim perjudiannya. Pascal menemukan bahwa sistem yang dipunyai oleh Chevalier akan mengakibatkan peluang dia kalah 51 %. Pascal kemudian menjadi tertarik dengan peluang, dan mulailah dia mempelajari masalah perjudian. Dia mendiskusikannya dengan matematikawan terkenal yang lain yaitu Pierre de Fermat (1601-1665). Mereka berdiskusi pada tahun 1654 antara bulan Juni dan Oktober melalui 7 buah surat yang ditulis oleh Blaise Pascal dan Pierre de Fermat yang membentuk asal kejadian dari konsep peluang. Pascal bekerjasama dengan Fermat menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh Chevalier de Mere..
Di awal tahun 1656,
Christiaan Huygens menulis naskah Van Rekeningh in Spelen van Geluck . Van
Rekeningh in Spelen van Geluck adalah risalat singkat terdiri dari 15 halaman,
yang kemung kinan didasarkan atas apa yang dilihat Huygen selama dia menetap di
Paris pada tahun-tahun sebelumnya tentang surat menyurat antara Pascal dan
Fermat. Pada bentuk akhirnya, tulisan ini memuat 14 masalah (Voorstellen)
dengan solusi atau buktinya dan 5 masalah yang harus diselesaikan oleh pembaca.
Lima masalah terakhir adalah sebagian dari masalah Fermat dan Pascal. Masalah
terakhir dari kelima masalah tersebut pada akhirnya dikenal sebagai “Gambler’s
ruin” dan bagian-bagian dari surat menyurat Pascal dan Fermat yang di terbitkan
pada tahun 1656.
Pada tahun 1709 Jaques (Jacob) Bernoulli me nulis buku Ars Conjectandi, yang terdiri 5 bagian, yaitu:
Pada tahun 1709 Jaques (Jacob) Bernoulli me nulis buku Ars Conjectandi, yang terdiri 5 bagian, yaitu:
Menulis lagi Liber de
Ludo Aleae (Book on Games of Chance) karya Cardano
Permutasi dan Kombinasi
Distribusi Binomial dan
Multinomial
Teori Peluang
Komentar
Posting Komentar