ANALISIS KORELASI SEDERHANA
STATISTIK DAN
PROBABILITAS
NAMA :
JASMAN
NPM : 17-630-002
ANALISIS
KORELASI SEDERHANA
Analisis
korelasi sederhana (Bivariate Correlation) digunakan untuk mengetahui keeratan
hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi.
Koefisien korelasi sederhana menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi
antara dua variabel. Dalam SPSS ada tiga metode korelasi sederhana (bivariate
correlation) diantaranya Pearson Correlation, Kendall’s tau-b, dan Spearman
Correlation.Pearson Correlation digunakan untuk data berskala interval
atau rasio, sedangkan Kendall’s tau-b, dan Spearman Correlation lebih
cocok untuk data berskala ordinal.
Pada
bab ini akan dibahas analisis korelasi sederhana dengan metode Pearson atau
sering disebut Product Moment Pearson. Nilai korelasi (r) berkisar
antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara
dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara
dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik
maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka Y
turun).
Menurut Sugiyono (2007)
pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
0,00 - 0,199 =
sangat rendah
0,20 - 0,399 =
rendah
0,40 - 0,599 =
sedang
0,60 - 0,799 =
kuat
0,80 - 1,000 =
sangat kuat
Contoh kasus:
Seorang mahasiswa
bernama Andi melakukan penelitian dengan menggunakan alat ukur skala. Andi
ingin mengetahui apakah ada hubungan antara kecerdasan dengan prestasi belajar
pada siswa SMU Negeri 1 Yogyakarta, dengan ini Andi membuat 2 variabel yaitu
kecerdasan dan prestasi belajar. Tiap-tiap variabel dibuat beberapa butir
pertanyaan dengan menggunakan skala Likert, yaitu angka 1 = Sangat tidak
setuju, 2 = Tidak setuju, 3 = Setuju dan 4 = Sangat Setuju. Setelah membagikan
skala kepada 12 responden didapatlah skor total item-item yaitu sebagai
berikut:
Tabel.
Tabulasi Data (Data Fiktif)
Subjek
|
Kecerdasan
|
Prestasi Belajar
|
1
|
33
|
58
|
2
|
32
|
52
|
3
|
21
|
48
|
4
|
34
|
49
|
5
|
34
|
52
|
6
|
35
|
57
|
7
|
32
|
55
|
8
|
21
|
50
|
9
|
21
|
48
|
10
|
35
|
54
|
11
|
36
|
56
|
12
|
21
|
47
|
Langkah-langkah pada
program SPSS
Ø Masuk
program SPSS
Ø Klik
variable view pada SPSS data editor
Ø Pada kolom
Name ketik x, kolom Name pada baris kedua ketik y.
Ø Pada kolom
Decimals ganti menjadi 0 untuk variabel x dan y
Ø Pada kolom
Label, untuk kolom pada baris pertama ketik Kecerdasan, untuk kolom pada baris
kedua ketik Prestasi Belajar.
Ø Untuk kolom-kolom
lainnya boleh dihiraukan (isian default)
Ø Buka data
view pada SPSS data editor, maka didapat kolom variabel x dan y.
Ø Ketikkan
data sesuai dengan variabelnya
Ø Klik
Analyze - Correlate - Bivariate
Ø Klik
variabel Kecerdasan dan masukkan ke kotak Variables, kemudian klik variabel
Prestasi Belajar dan masukkan ke kotak yang sama (Variables).
Ø Klik OK,
maka hasil output yang didapat adalah sebagai berikut:
Tabel.
Hasil Analisis Korelasi Bivariate Pearson
Dari hasil analisis
korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara kecerdasan dengan prestasi
belajar (r) adalah 0,766. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat
antara kecerdasan dengan prestasi belajar. Sedangkan arah hubungan adalah
positif karena nilai r positif, berarti semakin tinggi kecerdasan maka semakin
meningkatkan prestasi belajar.
- Uji
Signifikansi Koefisien Korelasi Sederhana (Uji t)
Uji signifikansi
koefisien korelasi digunakan untuk menguji apakah hubungan yang terjadi itu berlaku
untuk populasi (dapat digeneralisasi). Misalnya dari kasus di atas populasinya
adalah siswa SMU Negeri 1 Yogyakarta dan sampel yang diambil dari kasus di atas
adalah 12 siswa SMU Negeri 1 Yogyakarta, jadi apakah hubungan yang terjadi atau
kesimpulan yang diambil dapat berlaku untuk populasi yaitu seluruh siswa SMU
Negeri 1 Yogyakarta.
Langkah-langkah
pengujian sebagai berikut:
1. Menentukan
Hipotesis
Ho : Tidak ada
hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan prestasi belajar
Ha : Ada hubungan
secara signifikan antara kecerdasan dengan prestasi belajar
2. Menentukan
tingkat signifikansi
Pengujian
menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi a= 5%. (uji dilakukan
2 sisi karena untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikan, jika
1 sisi digunakan untuk mengetahui hubungan lebih kecil atau lebih besar).
Tingkat signifikansi
dalam hal ini berarti kita mengambil risiko salah dalam mengambil keputusan
untuk menolak hipotesa yang benar sebanyak-banyaknya 5% (signifikansi 5% atau
0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian)
3. Kriteria
Pengujian
Ho diterima jika
Signifikansi > 0,05
Ho
ditolak jika Signifikansi < 0,05
4. Membandingkan
signifikansi
Nilai signifikansi
0,004 < 0,05, maka Ho ditolak.
5. Kesimpulan
Oleh karena nilai
Signifikansi (0,004 < 0,05) maka Ho ditolak, artinya bahwa ada hubungan
secara signifikan antara kecerdasan dengan prestasi belajar. Karena koefisien
korelasi nilainya positif, maka berarti kecerdasan berhubungan positif dan
signifikan terhadap pretasi belajar. Jadi dalam kasus ini dapat disimpulkan
bahwa kecerdasan berhubungan positif terhadap prestasi belajar pada siswa SMU
Negeri 1 Yogyakarta
Komentar
Posting Komentar