METODE ANALISIS REGRESI BERGANDA
STATISTIK
DAN PROBABILITAS
NAMA :
JASMAN
NPM :
17-630-002
METODE
ANALISIS REGRESI BERGANDA
Analisis
regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih
variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini
untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau
negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai
variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan
biasanya berskala interval atau rasio.
Persamaan
regresi linear berganda sebagai berikut:
Y’ = a + b1X1+ b2X2+…..+
bnXn
Keterangan:
Y’ = Variabel
dependen (nilai yang diprediksikan)
X1 dan X2 = Variabel
independen
a = Konstanta
(nilai Y’ apabila X1, X2…..Xn = 0)
b = Koefisien
regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
Contoh kasus:
Kita mengambil contoh
kasus pada uji normalitas, yaitu sebagai berikut: Seorang mahasiswa bernama
Bambang melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi harga
saham pada perusahaan di BEJ. Bambang dalam penelitiannya ingin mengetahui
hubungan antara rasio keuangan PER dan ROI terhadap harga saham. Dengan ini
Bambang menganalisis dengan bantuan program SPSS dengan alat analisis regresi
linear berganda. Dari uraian di atas maka didapat variabel dependen (Y) adalah
harga saham, sedangkan variabel independen (X1 dan X2) adalah PER dan ROI.
Data-data yang di dapat
berupa data rasio dan ditabulasikan sebagai
berikut:
Tabel.
Tabulasi Data (Data Fiktif)
Tahun
|
Harga Saham (Rp)
|
PER (%)
|
ROI (%)
|
1990
|
8300
|
4.90
|
6.47
|
1991
|
7500
|
3.28
|
3.14
|
1992
|
8950
|
5.05
|
5.00
|
1993
|
8250
|
4.00
|
4.75
|
1994
|
9000
|
5.97
|
6.23
|
1995
|
8750
|
4.24
|
6.03
|
1996
|
10000
|
8.00
|
8.75
|
1997
|
8200
|
7.45
|
7.72
|
1998
|
8300
|
7.47
|
8.00
|
1999
|
10900
|
12.68
|
10.40
|
2000
|
12800
|
14.45
|
12.42
|
2001
|
9450
|
10.50
|
8.62
|
2002
|
13000
|
17.24
|
12.07
|
2003
|
8000
|
15.56
|
5.83
|
2004
|
6500
|
10.85
|
5.20
|
2005
|
9000
|
16.56
|
8.53
|
2006
|
7600
|
13.24
|
7.37
|
2007
|
10200
|
16.98
|
9.38
|
Langkah-langkah pada
program SPSS
·
Masuk program SPSS
·
Klik variable view pada SPSS data editor
·
Pada kolom Name ketik y, kolom Name pada
baris kedua ketik x1, kemudian untuk baris kedua ketik x2.
·
Pada kolom Label, untuk kolom pada baris
pertama ketik Harga Saham, untuk kolom pada baris kedua ketik PER, kemudian
pada baris ketiga ketik ROI.
·
Untuk kolom-kolom lainnya boleh
dihiraukan (isian default)
·
Buka data view pada SPSS data editor,
maka didapat kolom variabel y, x1, dan x2.
·
Ketikkan data sesuai dengan variabelnya
·
Klik Analyze - Regression -
Linear
·
Klik variabel Harga Saham dan masukkan
ke kotak Dependent, kemudian klik variabel PER dan ROI kemudian masukkan ke
kotak Independent.
·
Klik Statistics, klik Casewise
diagnostics, klik All cases. Klik Continue
·
Klik OK, maka hasil output yang didapat
pada kolom Coefficients dan Casewise diagnostics adalah sebagai berikut:
-
Persamaan regresinya sebagai berikut:
Y’ = a + b1X1+ b2X2
Y’
= 4662,491 + (-74,482)X1 + 692,107X2
Y’
= 4662,491 - 74,482X1 + 692,107X2
Keterangan:
Y’ =
Harga saham yang diprediksi (Rp)
a =
konstanta
b1,b2 =
koefisien regresi
X1 =
PER (%)
X2 =
ROI (%)
-
Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Konstanta sebesar
4662,491; artinya jika PER (X1) dan ROI (X2) nilainya adalah 0, maka harga
saham (Y’) nilainya adalah Rp.4662,491.
- Koefisien
regresi variabel PER (X1) sebesar -74,482; artinya jika variabel independen
lain nilainya tetap dan PER mengalami kenaikan 1%, maka harga saham (Y’) akan
mengalami penurunan sebesar Rp.74,482. Koefisien bernilai negatif artinya
terjadi hubungan negatif antara PER dengan harga saham, semakin naik PER maka
semakin turun harga saham.
- Koefisien
regresi variabel ROI (X2) sebesar 692,107; artinya jika variabel independen
lain nilainya tetap dan ROI mengalami kenaikan 1%, maka harga saham (Y’) akan
mengalami peningkatan sebesar Rp.692,107. Koefisien bernilai positif artinya
terjadi hubungan positif antara ROI dengan harga saham, semakin naik ROI maka
semakin meningkat harga saham.
Nilai harga saham yang
diprediksi (Y’) dapat dilihat pada tabel Casewise Diagnostics (kolom Predicted
Value). Sedangkan Residual (unstandardized residual) adalah selisih antara
harga saham dengan Predicted Value, dan Std. Residual (standardized residual)
adalah nilai residual yang telah terstandarisasi (nilai semakin mendekati 0
maka model regresi semakin baik dalam melakukan prediksi, sebaliknya semakin
menjauhi 0 atau lebih dari 1 atau -1 maka semakin tidak baik model regresi
dalam melakukan prediksi).
A. Analisis
Korelasi Ganda (R)
Analisis
ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel
independen (X1, X2,…Xn) terhadap variabel dependen (Y) secara serentak.
Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel
independen (X1, X2,……Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). nilai
R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan yang
terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang
terjadi semakin lemah.
Menurut Sugiyono (2007)
pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
0,00 - 0,199 =
sangat rendah
0,20 - 0,399 =
rendah
0,40 - 0,599 =
sedang
0,60 - 0,799 =
kuat
0,80 - 1,000 =
sangat kuat
Berdasarkan tabel di
atas diperoleh angka R sebesar 0,879. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
hubungan yang sangat kuat antara PER dan ROI terhadap harga saham.
B. Analisis
Determinasi (R2)
Analisis
determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui prosentase
sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2,……Xn) secara serentak terhadap
variabel dependen (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar prosentase
variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan
variasi variabel dependen. R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun
prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap
variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model
tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen. Sebaliknya R2 sama
dengan 1, maka prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen
terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen
yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependen.
Adjusted
R Square adalah nilai R Square yang telah disesuaikan, nilai ini selalu lebih
kecil dari R Square dan angka ini bisa memiliki harga negatif. Menurut Santoso
(2001) bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan
Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi.
Standard
Error of the Estimate adalah suatu ukuran banyaknya kesalahan model regresi
dalam memprediksikan nilai Y. Dari hasil regresi di dapat nilai 870,80 atau
Rp.870,80 (satuan harga saham), hal ini berarti banyaknya kesalahan dalam
prediksi harga saham sebesar Rp.870,80. Sebagai pedoman jika Standard error of
the estimate kurang dari standar deviasi Y, maka model regresi semakin baik
dalam memprediksi nilai Y.
C. Uji Koefisien
Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)
Uji
ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1,X2….Xn) secara
bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Atau
untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen atau tidak. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat
berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan), misalnya dari kasus di atas
populasinya adalah 50 perusahaan dan sampel yang diambil dari kasus di atas 18
perusahaan, jadi apakah pengaruh yang terjadi atau kesimpulan yang didapat
berlaku untuk populasi yang berjumlah 50 perusahaan.
Tahap-tahap untuk
melakukan uji F adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan
Hipotesis
Ho : Tidak ada
pengaruh secara signifikan antara PER dan ROI secara bersama-sama terhadap
harga saham.
Ha : Ada pengaruh
secara signifikan antara PER dan ROI secara bersama-sama terhadap harga saham.
2. Menentukan
tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi
menggunakan a = 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar
yang sering digunakan dalam penelitian)
3. Menentukan
F hitung
Berdasarkan
tabel diperoleh F hitung sebesar 25,465
4. Menentukan
F tabel
Dengan menggunakan
tingkat keyakinan 95%, a = 5%, df 1 (jumlah variabel–1) =
2, dan df 2 (n-k-1) atau 18-2-1 = 15 (n adalah jumlah kasus dan k
adalah jumlah variabel independen), hasil diperoleh untuk F tabel sebesar 3,683
(Lihat pada lampiran) atau dapat dicari di Ms Excel dengan cara pada cell
kosong ketik =finv(0.05,2,15) lalu enter.
5. Kriteria
pengujian
- Ho diterima bila F
hitung < F tabel
- Ho ditolak bila F
hitung > F tabel
6. Membandingkan
F hitung dengan F tabel.
Nilai
F hitung > F tabel (25,465 > 3,683), maka Ho ditolak.
7. Kesimpulan
Karena
F hitung > F tabel (25,465 > 3,683), maka Ho ditolak, artinya ada
pengaruh secara signifikan antara price earning ratio (PER) danreturn
on investmen (ROI) secara bersama-sama terhadap terhadap harga saham. Jadi
dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa PER dan ROI secara bersama-sama
berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan di BEJ.
D. Uji Koefisien
Regresi Secara Parsial (Uji t)
Uji
ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen
(X1, X2,…..Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
(Y).
Dari hasil analisis
regresi output dapat disajikan sebagai berikut:
Langkah-langkah
pengujian sebagai berikut:
Pengujian koefisien
regresi variabel PER
1. Menentukan
Hipotesis
Ho : Secara
parsial tidak ada pengaruh signifikan antara PER dengan harga saham.
Ha : Secara
parsial ada pengaruh signifikan antara PER dengan harga saham
2. Menentukan
tingkat signifikansi
Tingkat
signifikansi menggunakan a = 5%
3. Menentukan
t hitung
Berdasarkan
tabel diperoleh t hitung sebesar -1,259
4. Menentukan
t tabel
Tabel distribusi t
dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan
(df) n-k-1 atau 18-2-1 = 15 (n adalah jumlah kasus dan k
adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi
(signifikansi =
0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,131 (Lihat pada lampiran) atau
dapat dicari di Ms Excel dengan cara pada cell kosong ketik =tinv(0.05,15) lalu
enter.
5. Kriteria
Pengujian
Ho diterima jika -t
tabel < t hitung < t tabel
Ho
ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
6. Membandingkan
thitung dengan t tabel
Nilai -t hitung > -t
tabel (-1,259 > -2,131) maka Ho diterima
7. Kesimpulan
Oleh
karena nilai -t hitung > -t tabel (-1,259 > -2,131) maka Ho diterima,
artinya secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara PER dengan harga
saham. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial PER tidak
berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan di BEJ.
Pengujian koefisien
regresi variabel ROI
1. Menentukan
Hipotesis
Ho
: Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara ROI dengan harga
saham
Ha
: Secara parsial ada pengaruh signifikan antara ROI
dengan harga saham
2. Menentukan
tingkat signifikansi
Tingkat
signifikansi menggunakan a = 5%.
3. Menentukan
t hitung
Berdasarkan
tabel diperoleh t hitung sebesar 5,964
4. Menentukan
t tabel
Tabel distribusi t
dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan
(df) n-k-1 atau 18-2-1 = 15 (n adalah jumlah kasus dan k
adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi
(signifikansi =
0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,131.
5. Kriteria
Pengujian
Ho diterima jika -t
tabel £ t hitung £ t tabel
Ho
ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
6. Membandingkan
thitung dengan t tabel
Nilai t hitung > t
tabel (5,964 > 2,131) maka Ho ditolak
7. Kesimpulan
Oleh karena nilai t
hitung > t tabel (5,964 > 2,131) maka Ho ditolak, artinya secara parsial
ada pengaruh signifikan antara ROI dengan harga saham. Jadi dari kasus ini
dapat disimpulkan bahwa secara parsial ROI berpengaruh positif terhadap harga
saham pada perusahaan di BEJ.
Komentar
Posting Komentar