ANALISIS REGRESI SEDERHANA
STATISTIK AN PROBABILITAS
NAMA : JASMAN
NPM
: 17-630-002
ANALISIS REGRESI
SEDERHANA
A. PENGERTIAN
Analisis Regresi Sederhana adalah sebuah
metode pendekatan untuk pemodelan hubungan antara satu variabel dependen dan
satu variabel independen. Dalam model regresi, variabel independen menerangkan
variabel dependennya. Dalam analisis regresi sederhana, hubungan antara
variabel bersifat linier, dimana perubahan pada variabel X akan diikuti oleh
perubahan pada variabel Y secara tetap. Sementara pada hubungan non linier,
perubahaan variabel X tidak diikuti dengan perubahaan variabel y secara
proporsional. seperti pada model kuadratik, perubahan x diikuti oleh kuadrat
dari variabel x. Hubungan demikian tidak bersifat linier.
Secara matematis model analisis regresi
linier sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:
Y = A + BX + e
Y adalah variabel dependen atau respon
A adalah intercept atau konstanta
B adalah koefisien regresi atau slope
e adalah residual atau error
Secara praktis analisis regresi linier sederhana memiliki kegunaan
sebagai berikut:
1. Model regresi sederhana dapat digunakan untuk
forecast atau memprediksi nilai Y. Namun sebelum melakukan forecasting,
terlebih dahulu harus dibuat model atau persamaan regresi linier. Ketika model
yang fit sudah terbentuk maka model tersebut memiliki kemampuan untuk
memprediksi nilai Y berdasarkan variabel Y yang diketahui. Katakanlah sebuah
model regresi digunakan untuk membuat persamaan antara pendapatan (X) dan
konsumsi (Y). Ketika sudah diperoleh model yang fit antara pendapatan dengan
konsumsi, maka kita dapat memprediksi berapa tingkat konsumsi masyarakat ketika
kita sudah mengetahui pendapatan masyarakat.
2. Mengukur pengaruh variabel X terhadap
variabel Y. Misalkan kita memiliki satu serial data variabel Y, melalui
analisis regresi linier sederhana kita dapat membuat model variabel-variabel
yang memiliki pengaruh terhadap variabel Y. Hubungan antara variabel dalam
analisis regresi bersifat kausalitas atau sebab akibat. Berbeda halnya dengan
analisis korelasi yang hanya melihat hubungan asosiatif tanpa mengetahui apa
variabel yang menjadi sebab dan apa variabel yang menjadi akibat.
Model regresi linier sederhana yang baik harus memenuhi asumsi-asumsi
berikut:
1. Eksogenitas yang lemah, kita harus memahami
secara mendasar sebelum menggunakan analisis regresi bahwa analisis ini mensyaratkan
bahwa variabel X bersifat fixed atau tetap, sementara variabel Y bersifat
random. Maksudnya adalah satu nilai variabel X akan memprediksi variabel Y
sehingga ada kemungkinan beberapa variabel Y. dengan demikian harus ada nilai
error atau kesalahan pada variabel Y. Sebagai contoh ketika pendapatan (X)
seseorang sebesar Rp 1 juta rupiah, maka pengeluarannya bisa saja, Rp 500 ribu,
Rp 600 ribu, Rp 700 ribu dan seterusnya.
2. Linieritas, seperti sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa model analisis regresi bersifat linier. artinya kenaikan
variabel X harus diikuti secara proporsional oleh kenaikan variabel Y. Jika
dalam pengujian linieritas tidak terpenuhi, maka kita dapat melakukan
transformasi data atau menggunakan model kuadratik, eksponensial atau model lainnya
yang sesuai dengan pola hubungan non-linier.
3. Varians error yang konstan, ini menjelaskan
bahwa varians error atau varians residual yang tidak berubah-ubah pada respon
yang berbeda. asumsi ini lebih dikenal dengan asumsi homoskedastisitas. Mengapa
varians error perlu konstan? karena jika konstan maka variabel error dapat
membentuk model sendiri dan mengganggu model. Oleh karena itu, penanggulangan
permasalahan heteroskedastisitas/non-homoskedastisitas dapat diatasi dengan
menambahkan model varians error ke dalam model atau model ARCH/GARCH.
4.
Autokorelasi
untuk data time series, jika kita menggunakan analisis regresi sederhana untuk
data time series atau data yang disusun berdasarkan urutan waktu, maka ada satu
asumsi yang harus dipenuhi yaitu asumsi autokorelasi. Asumsi ini melihat
pengaruh variabel lag waktu sebelumnya terhadap variabel Y. Jika ada gangguan
autokorelasi artinya ada pengaruh variabel lag waktu sebelumnya terhadap
variabel Y. sebagai contoh, model kenaikan harga BBM terhadap inflasi, jika
ditemukan atukorelasi artinya terdapat pengaruh lag waktu terhadap inflasi.
Artinya inflasi hari ini atau bulan ini bukan dipengaruhi oleh kenaikan BBM
hari ini namun dipengaruhi oleh kenaikan BBM sebelumnya (satu hari atau satu
bulan tergantung data yang dikumpulkan).
B. Tujuan
Untuk memahami pengertian dan konsep teori
serta menyelesaikan masalah dalam penelitian parametris yang berkaitan dengan
bentuk hubungan peubah respon dengan peubah prediktor dengan
teknik Analisis Regresi Linier Sederhana menggunakan teknologi informasi dan
komputasi (CP-KK 4 Level 6 KKNI ;
CP-KK 2 Level 5 KKNI)
Dasar Teori
Analisis regresi merupakan analisis
ketergantungan dari satu atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel
tergantung, dengan tujuan untuk menduga atau memprediksi nilai rata-rata
populasi berdasarkan niali-nilai variabel bebasnya.
Perbedaan mendasar antara analisis korelasi
dengan analisis regresi adalah bahwa analisis korelasi hanya bertujuan untuk
mengukur kekuatan hubungan linier antar dua variabel, sehingga pada analisis
korelasi tidak membedakan antara variabel bebas dengan variabel tergantung.
Sedangkan analisis regresi selain mengukur kekuatan hubungan antar dua variabel
atau lebih, analisis regresi juga digunakan untuk menetukan aarah hubungan
antara variabel bebas dengan variabel tergantungnya. Berikut ini adalah istilah
lain dari variabel bebas dan variabel tergantung.
Variabel yang Dipengaruhi (Y) : variabel
tergantung/terikat (Dependent Variable), variabel yang dijelaskan (Expalined
variable); variabel yang diramalkan (Predictand variable); variable yang
diregresi (Regressand variable); Variabel tanggapan (Response variable).
Variabel yang Memengaruhi (X) : variabel
bebas (Dependent variable); variabel yang menjelaskan (Explanatory variable);
variabel peramal (Predictor variable); variabel yang meregresi (Regressor
variable); variabel perangsang atau kendali (Stimulus or Control variable).
Analisis regresi tidak boleh digunakan untuk
menguji hubungan bersifat identitas. Hubungan identitas merupakan bentuk
hubungan yang bukan disebabkan oleh adanya fenomena sebab-akibat tetapi
disebabkan oleh sebuah persamaan yang telah dibentuk (seperti produktifitas
dengan hasil produksi, upah yang diterima dengan hasil produksi). Berkaitan
dengan analisis regresi ini setidaknya ada empat kegiatan yang dapat
dilaksanakan dalam analisis regresi:
-
Mengadakan
estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris
·
Menguji
berapa besar variasi variasi variabel dependent dapat diterangkan oleh variasi
variabel independent
·
Menguji
apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak dan
·
Melihat
apakah tanda dan magnitud dari estimasi parameter cocok dengan teori
Dalam analsis regresi menggunakan SPSS ada
beberapa hal yang dianalisis sebagai dasar untuk melakukan analisis lebih
mendalam dari sekedar persamaan regresi yang terbentuk, diantaranya:
1. Persamaan Regresi, menggambarkan model
hubungan antar variabel bebas dengan variabel yang terikatnya (yang
diramalkan). Persamaan ini tersusun dari nilai konstanta/intercept (a) dan
nilai koefisien regresi/slope (b) variabel bebasnya
2. Nilai prediksi, merupakan besar nilai
variabel terikat ( Ŷ ) yang diperoleh dari prediksi dengan menggunakan
persamaan regresi yang terbentuk.
3. Koefisien Determinasi (R), merupakan besarnya
kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat, yang nilainya semakin
tinggi maka semakin tinggi variabel bebas menjelaskan variasi perubahan pada
variabel terikatnya.
4. Kesalahan Baku Estimasi, merupakan satuan
yang digunakan untuk menentukan besarnya tinggkat penyimpangan dari persamaan
yang terbentuk dengan nilai senyatanya. Semakin tinggi kesalahan baku estimasi
maka semakin lemah persamaan regresi tersebut untuk digunakan sebagai alat
proyeksi
5. Kesalahn Baku Koefisien Regresi, meerupakan
satuan yang digunakan untuk menunjukkan tingkat penyimpangan dari masing-masing
koefisien regresi. Semakin tinggi kesalahan baku koefisien regresi maka semakin
lemah variabel tersebut untuk diikutkan dalam model persamaan regresi (semakin
tidak berpengaruh).
6. Nilai F hitung, digunakan untuk menguji model
persamaan regresi fit (cocok) atau tidak dari pengaruh secara
simultan variabel bebasnya terhadap varibel terikatnya.
7. Nilai t hitung, digunakan untuk menguji
secara parsial (per variabel) terhadap variabel terikatnya.
Komentar
Posting Komentar